Digital native yang millenial dan seterusnya itu, memang sudah punya dunianya sendiri.
Para pemikir tua atau paruh baya, yang khawatir sekaligus wanti-wanti tapi nggak pernah pakai dan merasakan sensasi produk-produk media sosial, LMS kekinian semacam moodle, snapgram, atau perang stiker line, whatsapp dan hanya bisa bicara dengan gaya ceramah, paling banter di facebook atau koran digital, sesungguhnya sedang ngomong dengan kaca film.
Biar lebih mudah diilustrasikan sesuai usia, katakanlah begitu ...
Anak-anak muda sekarang itu bisa melihat dunia pemikir sebelumnya dengan sedikit kegelapan, sementara generasi sebelum mereka tak bisa masuk-melek melihat kedalaman generasi baru. Adanya malah narsis, sok bercermin dan melihat diri mereka sendiri di depan kaca film, sementara anak-anak yang di dalam ketawa-ketawi cuek lihat tingkah mereka.
Refleksi setelah mengikuti acara Microsoft Edu Summit 2019 - Jakarta